Matematika bukanlah ilmu yang diperoleh tanpa perkembangan. Ilmu ini pasti ada dalam semua lini kehidupan kita. Namun perkembangannya butuh proses yang panjang, berikut ini akan saya coba paparkan kronologi perkembangan matematika dari masa ke masa...
- Di Afrika Selatan ditemukan batu yang dinamakan batu oker (ochre rocks) dengan pola geometri sebagai goresannya yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 70000 SM
- Tahun 35000-2000 SM diperkirakan di Afrika dan Perancis (matematika prasejarah) mencoba untuk menghitung (memperkirakan) waktu.
· Di
sungai Nil ditemukan tulang Ishango yang diperkirakan sudah ada sejak
tahun 20000 SM , dan tulang. Ishango ini digunakan untuk sumber awal
bilangan prima dan perkalian Mesir.
· Tahun 3400 SM di Mesopotamia, orang Sumaria menemukan system bilangan pertama , system untuk mengukur berat dan panjang.
· Tahun
3100 SM di Mesir mulai dikenal system decimal yang memungkinkan untuk
perhitungan tak terbatas sekaligus mengenalkan simbol-simbol baru dalam
pehitungannya.
· Tahun
2800 SM di Peradaban Lembah Sungai Indus (India) mulai digunakannya
perbandingan decimal untuk menyatakan berat dan panjang pada zaman
kuno. Dengan 1,704 milimeter menyatakan ukuran terpendek dan 28 gram
untuk menyatakan berat yang teringan.
· Tahun 2700 SM di Mesir, presisi survey
· Tahun
2400 SM di Mesir di temukan Kalender Astronomi dan bahkan digunakan
hingga abad pertengahan. Disinilah sudah mulai menunjukkan keteraturan
matematika.
· Tahun 2000 SM di Mesopotamia orang Babilonia menggunakan system bilangan berbasis 60 dan berhasil menemukan pendekatan nilai π yang pertama, yaitu 3,125
· Tahun 2000 SM di Skotlandia ditemukan Carved Stone Balls yang menunjukkan kesimetrian dari Platonic solids (benda ruang)
· Tahun 1800 SM, Papirus Moskow yang terdapat perhitungan volume irisan benda padat (biasanya sebuah kerucut atau piramida.
· Tahun 1650 SM, di dalam Papirus Rhind juru tulis Ahmes menuliskan nilai π = 3,14 , penggunaan awal cotangent dan cara untuk menyelesaikan Persamaan Linier Sederhana (Persamaan Linier orde 1).
· Tahun 1300 SM, Papirus Berlin (dinasti ke-19) yang berisi persamaan kuadrat dan solusinya.
· Tahun
1000 SM Mesir sudah menggunakan bilangan pecahan umum yang ditulis
sebagai sepasang angka, dengan nomor diatas disebut pembilang dan nomor
di bawahnya disebut penyebut dengan garis yang memisahkan pembilang dan
penyebut. Namun pada zaman ini pecahan yang digunakan masih sederhana,
yaitu menggunakan 1 sebagai pembilangnya dan tabel interpolasi
digunakan untuk memperkirakan nilai dari pecahan yang lain.
· Paruh pertama zaman milenium abad 1 SM , peradaban Veda tokoh Yajnavalkya dalam buku Shatapatha Brahmana yang menggambarkan gerakan matahari dan bulan.
· Abad
ke-8 SM di YajurVeda terdapat konsep awal ketakhinggaan. Di dalam Yajur
Veda dijelaskan jika suatu tak hingga jika ditambahkan ataupun
dikurangi masihlah tetap tak hingga.
· Tahun 800 SM seorang
tokoh bernama Baudhayana penulis buku Baudhayana Sutra Sulba, teks
geometri Weda Sansekerta yang berisi tentang persamaan kuadrat dan
perhitungan akar persamaan kuadrat hingga lima tempat decimal dengan
benar.
· Awal abad ke-6 SM seorang tokoh bernama Thales dari Melitus menuliskan beberapa teorema yang berkaitan dengan dirinya.
· Tahun 600 SM dalam Sulba Sutra menggunakan Tripel Phytagoras , mengandung sejumlah bukti geometrid an perkiraan nilai π di 3,16.
· Paruh kedua millennium abad 1 SM Lo Shu Square, persegi ajaib orde 3 ditemukan di China.
· Tahun
530 SM Phytagoras mempelajari tentang proporsional geometri dan getaran
string kecapi, serta menemukan bilangan irasional dan akar dari
persamaan kuadrat.
· Tahun
500 SM di India seorang ahli tatabahasa Paini menulis Astadhyayi yang
berisi penggunaan metarules, transformasi, dan rekursi yan awalnya
digunakan untuk sistematisasi tatabahasa Sansekerta.
· Abad
ke-5 SM matematikawan Yunani kuno Hippocrates Chios menggunakan lune
untuk membuat persegi dengan area yang sama dari lingkaran yang
diberikan3
· Abad
ke-5 SM di Apastamba, penulis Sutra Sulba Apastamba membuat suatu usaha
mengkuadratkan lingkaran dan menghitung akar dari persamaan kuadrat
hingga 5 tempat decimal dengan tepat.
· Tahun
400 SM seorang matematikawan di India menulis “Surya Prajinapti”,
sebuah teks matematika yang mengklasifikasikan semua bilangan menjadi 3
himpunan, yaitu himpunan tak terhitung, himpunan terhitung, dan
himpunan tak terbatas. Hal ini juga menunjukkan adanya lima jenis dalam
ketakhinggaan, yaitu tak terbatas dalam 1 dan 2 arah, tak terbatas di
daerah, tak terbatas dimanapun, dan tak terbatas terus menerus.
· Abad ke-4 SM orang India menggunakan kata “Shunya” untuk mengacu pada konsep dari void (nol).
· Tahun 370 SM seorang ahli astronomi dari Yunani bernama Eudoxus menyatakan metode kelelahan untuk menentukan wilayah.
· Tahun 350 SM Aristoteles membahas logika berpikir dalam Organon.
· Tahun 300 SM matematikawan India bernama Jain menulis “Sutra Bhagabati” yang berisi informasi paling awal tentang kombinasi.
· Tahun 300 SM Euclid dalam bukunya “Elements”studi
geometri sebagai suatu system aksioma, membuktikan ketakhinggaan dari
bilangan prima dan menyajikan algoritma Euclid. Euclid menyatakan hukum
refleksi dalam Catoptrics serta membuktikan teorema dasar aritmatika.
· Tahun 300 SM angka Brahmi (yang pertama menggunakan system angka basis 10) yang dianut di India.
· Tahun 300 SM di Mesopotamia, Orang Babilonia menciptakan kalkulator paling awal yaitu sempoa.
· Tahun
300 SM seorang matematikawan di India bernama Pingala menulis
“Chhandah-Shastra” yang berisi penggunaan digit nol pertama di India
yang ditandai oleh sebuah titik dan menyajikan deskripsi system
bilangan biner, penggunaan barisan Fibonacci dan segitiga pascal.
· Tahun 260 SM Archimedes membuktikan bahwa nilai π terletak antara 3+1/7 (sekitar 3,1429) dan 3+10/71 (sekitar 3,1408), serta daerah lingkaran sama dengan π
dikalikan kuadrat jari-jari lingkaran dan daerah tertutup dari parabola
dan garis lurus 4/3 dikalikan dengan luas segitiga dengan dasar yang
sama dan tinggi. Archimedes juga memperkirakan nilai dari akar kuadrat
3 secara akurat.
· Tahun 250 SM orang Olmec sudah mulai menggunakan angka nol dengan tepat beberapa abad sebelum Ptolemy.
· Tahun 240 SM Eratosthenes menggunakan saringan algoritma dengan benar untuk mengisolasi atau mengelompokkan bilangan prima.
· Tahun 225 SM Appolonius menulis tentang bagian kerucut dan nama-nama elips, parabola, dan hiperbola.
· Tahun
150 SM Jain seorang matematikawan dari India menulis “Sutra Sthananga”
yang berisi tentang teori bilangan, operasi aritmatika, geometri,
operasi pecahan, persamaan sederhana, persamaan kubik, persamaan
quartic, permutasi dan kombinasi.
· Tahun 140 SM Hipparchus mengembangkan dasar trigonometri.
· Tahun
50 SM angka India, turunan dari angka Brahmi (yang pertama notasi
posisi system bilangan basis 10), memulai pembangunan di India.
· Akhir
abad SM Lagadha ahli astronomi dari India menulis “Vedanga Jyotisha”
yang menggambarkan aturan untuk melacak gerakan matahari dan bulan,
serta menggunakan geometri dan trigonometri untuk astronomi.
· Abad 1 Heron dari Alexandria menulis sekilas referensi awal untuk akar kuadrat dari bilangan negatif.
· Tahun
250 Diophantus menggunakan symbol untuk bilangan yang tidak diketahui
dalam aljabar dan menulis Aritmatika, salah satu risalah awal dalam
aljabar.
· Tahun 300 awalnya digunakan angka nol sebagai bilangan decimal yang diperkenalkan oleh matematikawan India.
· Tahun 340 Pappus dari Alexandria menyatakan teorema segi-enam dan teorema centorid.
· Tahun
400 dalam naskah Bakhshali yang ditulis oleh Jaina menggambarkan sebuah
teori yang mengandung berbagai tingkat yang tak terbatas dari
ketakhinggaan, menunjukkan pemahaman tentang indeks, serta logaritma
basis 2, dan menghitung akar kuadrat dari bilangan yang besar hingga
setidaknya 11 tempat decimal.
· Tahun 450 Zu Chongzhi menghitung nilai π hingga tujuh tempat decimal.
· Tahun
500 SM Aryabhata menulis “Aryabatha-Siddhanta” yang pertama kali
memperkenalkan fungsi trigonometri dan metode penghitungan numeric. Hal
ini mendefinisikan konsep sinus dan kosinus serta berisi table awal
sinus dan nilai-nilai kosinus (dalam 3,75 derajat interval 0-90
derajat).
· Abad
ke-6 Aryabatha memberikan perhitungan yang akurat untuk konstanta
astronomi, seperti gerhana matahari dan gerhana bulan, menghitung nilai
π hingga 4 tempat decimal dan memperoleh solusi
bilangan bulat untuk persamaan linier dengan metode yang setara dengan
metode modern.
· Tahun 550 M seorang matematikawan dari Hindu memberikan representasi angka nol dalam system notasi posisi angka India.
· Abad ke-7 Bhaskara Aku memberikan pendekatan rasional dari fungsi sinus.
· Abad
ke-7 Brahmagupta menemukan metode memecahkan persamaan tak tentu dari
persamaan orde dua dan yang pertama kali menggunakan aljabar untuk
memecahkan masalah astronomi. Brahmagupta juga mengembangkan metode
untuk perhitungan gerakan dan posisi dari berbagai planet, terbit dan
terbenam, konjungsi, dan perhitungan gerhana matahari dan bulan.
· Tahun
628 M Brahmagupta menulis Brahma Sphuta Siddhanta dimana angka nol
dijelaskan dengan jelas dan system angka India dikembangkan sepenuhnya.
Hal ini juga memberikan aturan untuk memanipulasi bilangan positif dan
negative, metode untuk menghitung akar kuadrat, metode pemecahan linier
dan persamaan kuadrat, dan aturan untuk penjumlahan barisan, Identitas
Brahmagupta, dan teorema Brahmagupta.
· Abad
ke-8 Virasena memberikan aturan eksplisit untuk barisan Fibonacci,
memberikan derivasi dari volume irisan benda padat (frustum)
menggunakan prosedur tak hingga, dan berhubungan dengan logaritma
berbasis 2 serta mengetahui hukum-hukumnya.
· Abad ke-8 Shridhara memberikan aturan untuk menghitung volume bola dan rumus untuk menyelesaikan persamaan kuadrat.
· Tahun
773 M Kanka membawa Brahmagupta’s Brahma-sphuta-Siddhanta ke Baghdad
untuk menjelaskan astronomi aritmatika system India dan system bilangan
India.
· Abad ke-9 Govindsvamin menemukan rumus interpolasi Gauss-Newton dan menjelaskan bagian fraksional dari table Sinus Aryabhata’s.
· Tahun
820 M Al-Khawarizmi, seorang matematikawan dari Persia (dikenal sebagai
Bapak Aljabar) menulis Al-Jabr yang kemudian diterjemahkan sebagai
Aljabar. Al-Khawarizmi memperkenalkan sistematis teknik aljabar untuk
memecahkan persamaan linier dan kuadrat.
· Tahun
820 M Al-Mahani memberikan ide untuk mengurangi masalah geometri
seperti masalah penggandaan kubus ke dalam masalah aljabar.
· Tahun 850 M Al Kindi merintis tentang pembacaan sandi dan analisis frekuensi dalam bukunya mengenai kriptografi.
· Tahun
895 Thabit ibnu Qurra menjelaskan mengenai solusi dan sifat persamaan
kubik, menggeneralisasikan teorema phitagoras, menemukan teorema
bilangan bersahabat (yaitu dua angka sedemikian sehingga masing-masing
angka tersebut adalah jumlah dari pembagi bilangan yang lainnya).
· Tahun 900 M Abu Kamil dari Mesir telah mulai memahami symbol .
· Tahun 940 M Abu’l Wafa Al Buzjani menemukan akar ekstra menggunakan system bilangan India.
· Tahun
953 M Al Karaji adalah orang pertama yang sepenuhnya bebas menggantikan
operasi aljabar geometri dengan operasi aritmatika yang merupakan inti
dari aljabar pada saat ini. Al Karaji juga yang pertama kali menentukan
monomials x, x 2, x 3, ... dan 1 / x, 1 / x 2, 1 / x 3,
.. dan memberikan aturan untuk produk-produk dari dan memberikan aturan
untuk hasil kali dari kedua monomial ini. Al Karaji juga menemukan
teorema binomial untuk eksponen integer yang merupakan factor utama
dalam pengembangan analisis numeric berdasarkan system decimal.
· Tahun
975 M Al Batani mengembangkan kosep orang India tenatang Sinus dan
Cosinus untuk rasio perbandingan trigonometri lainnya, seperti tangent,
secant, dan inversnya. Diturunkan atau dikembangkan dari formula dan .
· Tahun 1000 M Abu Sahl al-Quhi menyelesaikan persamaan yang lebih tinggi dari persamaan orde dua.
· Tahun 1000 M Abu Mahmud al-Khujandi yang pertama kali mengemukakan kasus khusus dari Teorema Fermat terakhir.
· Tahun 1000 M ditemukan Hukum Sinus oleh matematikawan Muslim.
· tahun
1000 M Al-Karaji menulis sebuah buku yang berisi pembuktian matematika
dengan menggunakan induksi matematika. Al-Kharaji menggunakan induksi
matematika untuk membuktikan teorema binomial, segitiga pascal, dan
jumlah kuadrat integral. Al-Kharaji juga yang pertama kali
memperkenalkan teori aljabar khusus.
· Tahun
1000 Ibnu Tahir al-Baghdadi mempelajari sedikit Thabit Ibnu Qurra
tentang teorema bilangan bersahabat dan melakukan perbaikan pada system
desimal.
· Tahun
1020 M Abul Wafa menemukan formula sin (α + β) = sin α cos β + sin β
cos α dan menjelaskan mengenai kuadrat parabola serta volume dari
paraboloida.
· Tahun
1030 Ali Ahmad Nasawi menulis sebuah risalah yang menjelaskan mengenai
system bilangan decimal dan seksagesimal, aritmatikanya menjelaskan
mengenai pembagian pecahan dan penyederhanaan akar kuadrat dan kubik.
· Tahun 1070 M Omar Khayyam menulis penyelesaian permasalahan aljabar dan mengklasifikasikan persamaan kubik.
· Tahun
1100 M Omar Khayyam memberikan klasifikasi lengkap dari persamaan kubik
dengan solusi geometris ditemukan dengan cara memotong bagian kerucut.
Omar lah yang pertama kali menemukan solusi umum geometri dari
persamaan kubik dan meletakkan dasar bagi pengembangan geometri
analitik dan geometri non-Euclid. Omar juga menyederhanakan akar
menggunakan system decimal (system angka Hindu-Arab).
· Abad
ke-12 angka India telah dimodifikasi oleh matematikawan Arab untuk
membentuk system angka Hindu-Arab yang modern (digunakan secara umum
dalam dunia modern).
· Abad
ke-12 Bhaskara Acharya menulis Lilavati yang berisi mengenai definisi,
istilah aritmatika, perhitungan bunga, aritmatika dan progesi geometri,
geometri bidang, geometri ruang, bayangan gnomon, metode untuk
memecahkan persamaan tak tentu dan kombinasi. Bhaskara menjadi yang
pertama kali mengakui bahwa bilangan positif memiliki dua akar kuadrat.
Bhaskara mengembangkan kalkulus diferensial, teorema Rolle, persamaan
Pell yang digunakan untuk membuktikan teorema phytagoras, membuktikan
bahwa pembagian dengan nol sama dengan tak terdefinisi, menghitung
nilai π hingga 5 tempat decimal, dan menghitung waktu yang dibutuhkan bumi untuk ke orbit matahari hingga 9 tempat decimal.
· Tahun 1130 Al Samawal memberikan definisi aljabar yang berkaitan dengan operasi aritmatika yang tidak diketahui dengan cara yang sama dengan operasi aritmatika yang sudah diketahui.
· Tahun
1135 Sharafeddin Tusi mengaplikasikan aljabar untuk untuk geometri dan
menulis sebuah risalah pada persamaan kubik yang bertujuan untuk
mempelajari kurva dengan menggunakan persamaan.
· Tahun 1202 Leonardo Fibonacci menunjukkan manfaat dari angka Hindu-Arab dalam bukunya Abacus.
· Tahun
1260 Al Farisi memberikan bukti bari dari teorema Thabit ibnu Qurra,
memperkenalkan ide-ide beru mengenai metode kombinasi dan factorial. Al
Farisi juga menemukan bilangan bersahabat 17296 dan 18416 yang
dikaitkan dengan Fermat serta Thabit ibnu Qurra.
· Tahun 1250 M Nasir Al-Din Al-Tusi mencoba mengembangkan geometri non-Euclid.
· Tahun 1303 Zhu Shijie menerbitkan Precious Mirror of the Four Elements yang berisi tentang metode kuno menyusun kosfisien binomial dalam segitiga.
· Abad ke-14 Madhava menemukan konsep penting dari kalkulus.
· Abad
ke-14 Parameshvara seorang matematikawan sekolah Kerala menemukan
rangkaian fungsi sinus yang setara dengan ekspansi deret Taylor,
menyatakan teorema nilai rata-rata di kalkulus differensial, dan
memberikan jari-jari lingkaran yang tertulis sebagai siklik segiempat.
· Tahun
1400 Madhava dari Sangamagrama menemukan deret ekspansi untuk fungsi
invers tangent, deret tak hingga untuk arctan dan sin, metode untuk
menghitung keliling lingkaran, dan menghitung nilai π dengan tepat hingga 11 tempat decimal.
· Tahun
1400 M Ghiyath Al-Kashi memberikan algoritma untuk menghitung akar ke-n
yang merupakan kasus khusus dari metode yang diberikan berabad-abad
kemudian oleh Ruffini dan Horner. Dia juga yang pertama menggunakan
titik untuk menyatakan notasi decimal dalam aritmatika dan angka-angka
Arab.
· Abad ke-15 Ibnu Al-Banna dan Al –Qalasadi memperkenalkan notasi simbolek uutuk aljabar dan matematika secara umum.
· Abad
ke-15 Nilakantha Somayaji menulis Aryabhatiya Bhasya yang berisi kerja
dari deret ekspansi terbatas, masalah aljabar, dan geometri bola.
· Tahun 1424 M Ghiyath al-Kashi menghitung nilai π hingga 16 tempat decimal menggunakan polygon tertulis dan terbatas.
· Tahun
1427 M Al-Kashi menyelesaikan kunci dari Aritmatika pada pecahan
decimal. Ini berlaku metode aritmatika dan aljabar untuk menyelesaikan
berbagai macam persoalan termasuk masalah geometri.
· Tahun 1478 M seorang penulis anonym menulis aritmatika Treviso.
· Tahun
1501 M Nilakantha Somayaji menulis Tantra Samgraha yang meletakkan
dasar bagi suatu system turunan dan memperluas konsep-konsep dari teks
sebelumnya yaitu Aryabhatiya Bhasya.
· Tahun
1520 M Scipione dal Ferro mengembangkan metode untuk memecahkan masalah
persamaan kubik khusus tetapi tidak mempublikasikannya.
· Tahun 1522 M Adam Ries menjelaskan penggunaan angka Arab dan keuntungan atas angka Romawi.
· Tahun 1535 M Nicolo Tartaglis mengembangkan metode untuk memecahkan persamaan kubik menurun tetapi tidak mempublikasikannya.
· Tahun
1539 M Gerolamo Coradno mempelajari metode Tartaglia untuk
menyelesaikan persamaan kubik menurun dan menemukan sebuah metode untuk
menyelesaikannya, sehingga menciptakan suatu metode untuk menyelesaikan
semua masalah persamaan kubik.
· Tahun 1540 M Lodovico memecahkan persamaan kuartik.
· Tahun 1550 M Jyeshtadeva menulis Yuktibasha yang berisi mengenai kalkulus teks yang memberikan turunan secara rinci dari banyak teorema dan formula kalkulus.
· Tahun 1596 Ludofl van Ceulen menghitung nilai π hingga dua puluh tempat decimal menggunakan polygon tertulis dan terbatas.
· Abad ke-17 Putumana Somayaji menulis Paddhati yang menyajikan suatu diskusi yang terperinci dari berbagai deret trigonometri.
· Tahun 1614 M John Napier membahas logaritma Napierian dalam uraian Mirifici Logarithmorum Canonis.
· Tahun 1618 M John Napier menerbitkan referensi pertama untuk e dalam logaritma.
· Tahun
1619 M Rene Descartes menemukan geometri analitik (dilain pihak Pierre
de Fermat juga mengakui bahwa ia menemukannya secara mandiri).
· Tahun 1619 M Johannes Kepler menemukan dua Poinsot Polyhedra Kepler.
· Tahun 1629 M Pierre de Fermat mengembangkan dasar dari kalkulus differensial.
· Tahun 1634 M Gille de Roberval menunjukkan bahwa daerah di bawah lingkaran sama dengan tiga kali luas lingkaran pembangkitnya.
· Tahun 1636 M Muhammad Baqir Yazdi dan Descartes menemukan bilangan bersahabat yaitu 9363584 dan 9437056.
· Tahun 1637 M Pierre de Fermat mengaku telah membuktikan teorema terakhir Fermat.
· Tahun 1637 M Rene Descartes menggunakan istilah bilangan imajiner pertama kali.
· Tahun 1654 M Blaise Pascal dan Pierre de Fermat menemukan teori probabilitas.
· Tahun 1658 M Christopher Wren menunjukkan bahwa panjang lingkaran sama dengan 4 kali panjang diameter pembangkitnya.
· Tahun 1665 M Isaac Newton mengembangkan teorema fundamental kalkulus.
· Tahun
1668 M Nicholas Mercator dan William Brouncker menemukan deret tak
hingga untuk logaritma pada saat menghitung luas daerah dibawah garis
atau kurva hiperbolik.
· Tahun 1671 M James Gregory mengembangkan deret ekspansi untuk invers fungsi tangent (yang awalnya ditemukan oleh Madhava).
· Tahun 1675 M Isaac Newton menemukan suatu algoritma untuk perhitungan akar fungsional.
· Tahun 1691 M menemukan teknik pemisahan variable untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa.
· Tahun 1693 M Edmund Halley menyusun table statistic kematian pertama yang menunjukkan hubungan kematian dengan usia.
· Tahun 1696 M Guillaume de L’Hopial menemukan metode untuk perhitungan limit.
· Tahun 1696 M Jakob Bernoulli dan Johann Bernoulli menyelesaikan masalas brachistochrone, hasil pertama dari variasi kalkulus.
next part 2 :)
Sumber : Boyer, Carl B. 1968. A History of Mathematics (edisi kedua). New York : John Wiley and Sons Inc.
nice post. ijin copas ya
BalasHapussilahkan.....
BalasHapus