Menjadi figur wanita shalehah tidaklah mudah. Apalagi di saat kondisi
zaman telah sedemikian akutnya dalam ‘mengekspos’ kehidupan wanita.
Berbagai kemewahan, mode, dan gaya hidup ditawarkan pada wanita tanpa
henti. Sehingga tak jarang wanita yang mengaku sebagai muslimah, lalai
akan jati diri yang sebenarnya. Lahiriahnya seperti muslimah, namun
jiwanya sedikit demi sedikit telah menyimpang dari fitrah sebagai wanita
shalehah.
Shalehah memang bukan label jadi. Shalehah merupakan proses bagi
wanita muslimah untuk senantiasa istiqomah menjaga fitrahnya. Untuk
meraih predikat shalehah, muslimah haruslah terus dan terus belajar
membenahi diri. Tentunya dengan selalu mengkaji tuntunan-tuntunan dari
Allah, Rasul, dan teladan-teladan yang telah banyak dicontohkan oleh
para shahabiyah. Untaian dasar-dasar dinul Islam berikut ini dapat
membantu para muslimah agar senantiasa di dalam bingkai “shalehah”.
Pertama, bertakwa Kepada Allah SWT dan bisa menjaga dirinya, anak-anaknya, serta harta suaminya. Dalam Al Qur’an Allah Berfirman yang maksudnya,
“Sebab itu, Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dir ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah Memelihara mereka.” (Q.S An Nisa’:34)
Kedua, ia memiliki sifat sabar. Ia bersikap tabah dalam menghadapi
berbagai persoalan. Bahkan ia pandai menghibur suaminya yang sedang di
rundung masalah. Bukannya malah merunyamkan suasana.
Ketiga, senantiasa menjaga shalat 5 waktu. Sebagaimana maklum shalat 5
waktu adalah tiang agama. Muslimah yang menjaga shalatnya adalah sosok
muslimah yang sendi-sendi keimanannya kokoh. Ia akan kuat menghadapi
berbagai terpaan cobaan dan musibah. Muslimah seperti inilah yang bisa
menjadi faktor kunci sukses suaminya.
Keempat, menjaga auratnya dengan baik. Ia tak mau keluar rumah
kecuali seizin suaminya. Andaikata keluar, ia menutupi aurat yang
menjadi kehormatannya serta suaminya. Allah SWT berfirman yang
maksudnya, ” Hai nabi. Katakanlah kepada isteri-isteri mu, anak-anak
perempuammu dan isteri-isteri orang beriman “Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk di kenal. Karera mereka tidak di ganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al Ahzab, 59)
Kelima, taat kepada suaminya, menghormatinya, mencintainya,
menyayanginya. Selalu menampakkan wajah yang menyenangkannya. Selalu
memberikan dukungan kepada suami baik dalam urusan pekerjaan atau
ibadah. Tidak menghardik atau mengeluarkan kata-kata kotor kepadanya.
Tidak membicarakan aib-aibnya kepada wanita lain. Tak pernah ada niatan
untuk menyakitinya. Ia senantiasa menlakukan perbuatan yang membuat
ridha suaminya. Rasul SAW bersabda, “Tatkala seorang muslimah
melaksanakan shalat 5 waktu, menunaikan puasa wajib dan mematuhi
suaminya, maka ia akan memasuki surga Tuhannya.”
Keenam, bisa mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebab
mereka lebih dekat kepada anak-anak daripada suami yang lebih banyak
keluar untuk bekerja. Seorang Muslimah Shalihah akan mengajarkan
anak-anaknya membaca Al Qur’an, menanamkan rasa cinta kepada Nabi SAW
beserta keluarganya. Mendampingi mereka melewati masa kanak-kanak dengan
lembut dan penuh cinta, menjauhkan merekan dari akhlak tercela. Dan tak
kalah pentingnya, mengajarkan mereka rasa hormat kepada ayahnya.
Ketujuh, mampu menasehati suami yang sedang lalai dari ibadah dengan
cara yang santun dan bijak. Ia bisa mengambil hati suaminya sebelum
mengingatkannya. Cara demikian lebih bisa di terima suami ketimbang
cara-cara langsung yang akan memperburuk situasi.
Kedelapan, memiliki prinsip hidup yang kuat. Ia tak mudah terpengaruh
gaya hidup non islami yang sekarang ini gencar di budayakan oleh media
massa. Sebagai muslimah ia harus tetap berpegang teguh pada ajaran Islam
baik dari segi berpakaian, berprilaku dan lainnya. Ia pantang meniru
lifestyle wanita non muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
meniru gaya hidup suatu kaum, berarti ia termasuk golongan tersebut.”
Kesembilan, ia mampu menjaga penglihatannya dan kehormatannya. Ia tak
mau memandang laki-laki selain suaminya. Kehormatannya di jaga
mati-matian demi suaminya. Ia bersolek hanya untuk suaminya. Ini
merupakan gambaran Bidadari Syurga. Allah SWT berfirman.. Yang artinya,
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An
Nuur:31)
Kesepuluh, bersikap wara’. Ia tak mau mengkonsumsi makanan-makanan
yang haram ataupun yang syubhat. Demikian pula ia menjaga suami dan
anak-anaknya dari hal tersebut. Ia faham betul bahwa dari makanan yang
baik dan halal akan lahir pula kepribadian-kepribadian yang baik.
“Kuatnya agama adalah sikap wara’.” demikian sabda Nabi SAW.
Demikian sebagian karakteristik muslimah yang shalihah. Dengan
karakteristik tersebut ia akan menampakkan kecantikan bathin yang akan
abadi dan takkan lapuk oleh penuaan seperti halnya kecantikan jasmani.
Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Dunia seluruhnya adalah perhiasan, dan perhiasan yang terindah adalah wanita yang shalihah.”
Wallahu A’laam..
yup.............. it's true
BalasHapus